We Are As The Flute
We are as the flute, and the music in us is from thee;
we are as the mountain and the echo in us is from thee.
We are as pieces of chess engaged in victory and defeat:
our victory and defeat is from thee, O thou whose qualities are comely!
Who are we, O Thou soul of our souls,
that we should remain in being beside thee?
We and our existences are really non-existence;
thou art the absolute Being which manifests the perishable.
We all are lions, but lions on a banner:
because of the wind they are rushing onward from moment to moment.
Their onward rush is visible, and the wind is unseen:
may that which is unseen not fail from us!
Our wind whereby we are moved and our being are of thy gift;
our whole existence is from thy bringing into being.
Masnavi Book I, 599-607
The Call of Love
At every instant and from every side, resounds the call of Love:
We are going to sky, who wants to come with us?
We have gone to heaven, we have been the friends of the angels,
And now we will go back there, for there is our country.
We are higher than heaven, more noble than the angels:
Why not go beyond them? Our goal is the Supreme Majesty.
What has the fine pearl to do with the world of dust?
Why have you come down here? Take your baggage back. What is this place?
Luck is with us, to us is the sacrifice!...
Like the birds of the sea, men come from the ocean--the ocean of the soul.
Like the birds of the sea, men come from the ocean--the ocean of the soul.
How could this bird, born from that sea, make his dwelling here?
No, we are the pearls from the bosom of the sea, it is there that we dwell:
Otherwise how could the wave succeed to the wave that comes from the soul?
The wave named 'Am I not your Lord' has come, it has broken the vessel of the body;
And when the vessel is broken, the vision comes back, and the union with Him.
Eva de Vitray-Meyerovitch, 'Rumi and Sufism' trans. Simone Fattal
Sausalito, CA: Post-Apollo Press, 1977, 198
Wednesday, March 28, 2007
Rumi, Cintanya Rumi
Posted by Sastramaya at 10:06 AM 0 comments
Labels: Pokoke Love
Mencari, tapi apa yang dicari?
Ya. Mencari, tapi apa yang dicari? Kalau seseorang sedang mencari sesuatu, tapi ia tidak tahu apa yang sedang ia cari itu, lha, terus, gimana dong? Kontradiktif dong. Kacau deh logikanya. Benar sih proposisi-proposisinya, tapi gak logis. Sama sekali gak logis-scientifika (istilah ini gua dapet di tempat sampah, bekas wadah nasi kucing, njuk aku dapet bukunya di rumah, judulnya kalau gak salah ya sama, njuk pengarangnya panjang banget gelarnya, Poerwosoedjojo atau siapa gitoe loh).
Read More......Posted by Sastramaya at 10:00 AM 1 comments
Labels: mbuh, tinimbang mumet dewe
Mencari Energi-Sebuah Ulasan
5sisivisual beberapa hari yang lalu memosting sebuah desain visual bertajuk Mencari Engeri. Berlatar dominan warna hijau muda, Mencari Energi memvisualkan seseorang dari arah belakang dengan tangan kanan di bagian belakang kepala, seperti lazimnya tingkah seseorang yang sedang berpikir atau mengingat-ingat tentang sesuatu. Yang menarik, kepala orang tersebut bukan kepala biasa, melainkan sudah diganti dengan bohlam.
Desain tersebut memang layak untuk menjadi cover sebuah tabloid yang menyoal energi. Visualisasi tersebut sesuai dengan tema dan menampakkan kejelian desainernya dalam menangkap dan meniris fenomena, sehingga sampai pada noumena. Istilah-itilah tersebut, tak bisa dihindari, mengingatkan kita pada Edmund Husserl, bapa agung fenomenologi.
Bagi Husserl, pengetahuan sebagai sebuah tindakan mengerti yang bertanggung jawab, artinya disertai dengan sebab-sebab yang valid, hanya bisa dicapai dengan fenomonelogi. Dipengaruhi Hume, Husserl merumuskan bahwa indera kita tidak mencerap benda pada dirinya sendiri (das ding an sich), melainkan hanya gejala-gejalanya. Dengan memusatkan daya akal budi kepada inventarisasi dan sintesis atas gejala-gejala itu, pengetahuan yang benar dapat tergapai.
Bertolak dari aksioma Husserl, maka kita bisa memolakan desain tersebut sebagai berikut. Ada noumena, yang kelangkaan energi atau ancaman kelangkaan energi, dan subyek yang kebingungan atau memertanyakan soal itu adalah fenomenanya, atau gejala-gejala dari kelangkaan energi itu. Tentu saja, subyek tersebut hanya merupakan salah satu gejala. Namun, karena yang bertanya atau memersoalkan adalah spesies manusia, maka gejala-gejala yang tepat untuk diamati adalah gejala-gejala yang dimunculkan oleh manusia.
Maka, visual manusia dari arah belakang yang tampak seperti sedang menggaruk-garuk kepala (berbentuk bohlam), merepresentasikan subyek yang bertanya itu. Dengan demikian, desain ini boleh jadi bersifat humanis, artinya ia berusaha memerlihatkan sisi hakiki atau yang melekat pada diri manusia dan tak tertolak, yakni kemampuan mengambil jarak dengan noumena dan fenomena (realitas), dan kalau perlu memertanyakannya.
(Ada lanjutannya, tapi tunggu, saya harus membuka semiologi Barthesian dulu. Saat ini saya sudah lupa)--The Heart of The World.
Posted by Sastramaya at 9:19 AM 0 comments
Labels: Mengulas Karya